
DI tengah wacana merger tiga maskapai nasional ,Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air, praktisi aviasi senior Dian Ediono menyarankan pendekatan berbeda. Menurutnya, aliansi strategis merupakan solusi yang lebih realistis ketimbang merger penuh.
“Aliansi memungkinkan maskapai tetap mandiri namun bekerja sama dalam memperluas jaringan, efisiensi operasional, hingga program loyalitas,” ujarnya dalam artikel opininya.
Dian menilai, karakteristik ketiga maskapai yang berbeda justru menjadi kekuatan jika dikembangkan melalui sinergi yang saling melengkapi. Merger, menurutnya, berisiko menghapus identitas layanan serta menimbulkan disrupsi struktural, termasuk potensi PHK massal akibat tumpang tindih organisasi.
Ia juga menyoroti perlunya pembentukan holding strategis seperti Danantara sebagai pusat koordinasi antar maskapai. “Aliansi akan memperkuat ekosistem. Merger justru bisa mengecilkan kapasitas pertumbuhan,” tambahnya.
Selain menjaga layanan yang inklusif, model aliansi juga dinilai mampu mendukung agenda besar pemerintah dalam memperkuat konektivitas wilayah, pariwisata, dan investasi nasional. (H-2)