Bayang-bayang ‘Polisi Grammar’ di Sosial Media

2 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ilustrasi Kata dari Bahasa Asing. Foto: Pexels.com (Pixabay).

Seringkali orang-orang ingin mencampur penggunaan bahasa dalam bersosial media karena dinilai lebih sesuai dengan apa yang hendak diunggah. Namun, tidak jarang banyak yang berpikir dua kali untuk mempostingnya. Hal ini dilakukan karena mereka malas terkena koreksi dari Polisi Grammar.

Polisi Grammar atau Grammar Nazi sebenarnya bukan istilah yang baru lagi di kehidupan sosial media. Istilah Polisi Grammar banyak digunakan di Indonesia sedangkan Grammar Nazi sering dijumpai di luar negara Indonesia. Istilah ini disematkan pada orang-orang yang gemar mengoreksi grammar orang lain apabila terdapat penulisan atau pengucapan yang tidak sesuai dengan kaidah.

Hal ini identik dengan tugas polisi yang mengatur kehidupan bermasyarakat sehingga penyematan polisi grammar bisa dibilang tepat. Begitu pula dengan istilah grammar nazi yang dikaitkan dengan orang-orang yang gemar untuk mengoreksi tata bahasa orang lain dan cenderung membuat orang yang dikoreksi merasa tidak nyaman.

Keberadaan polisi grammar ini menimbulkan pro dan kontra di masyarakat bersosial media. Ada yang mengatakan keberadaannya menyebalkan dan meresahkan, tetapi ada juga yang menyebutkan keberadaannya membantu pada orang-orang yang sedang belajar.

Lalu sebenarnya apakah keberadaan polisi grammar ini meresahkan atau justru membantu untuk orang-orang, khususnya di sosial media? Dan bagaimana sebaiknya polisi grammar bergerak dalam melakukan ‘tugasnya’?

Polisi Grammar akan Muncul Apabila Terjadi Kesalahan dalam Tata Bahasa

Ilustrasi Polisi. Foto: Pexels.com (Pixabay).

Sering dijumpai seseorang berkomunikasi menggunakan dua bahasa sekaligus, seperti bahasa Indonesia dan bahasa asing, karena merasa menguasainya. Bukan berarti orang yang tidak mengusainya tidak dapat menggunakannya, namun tentu saja kemampuan mereka dalam bahasa asing tersebut terbatas. Sehingga, saat mereka ingin menggunakannya, terkadang terdapat kesalahan dalam segi tata bahasanya.

Sebab, tata bahasa antara satu bahasa berbeda dengan bahasa lainnya sehingga perlu benar-benar mengerti agar meminimalkan kesalahan yang bisa saja timbul. Penggunaannya sering dijumpai di sosial media, khususnya aplikasi X.

Pada saat kesalahan-kesalahan inilah polisi grammar bermunculan untuk mengoreksi penulisan yang menurutnya tidak benar dan tidak sesuai dengan aslinya. Cara koreksinya juga didominasi melalui kolom komentar dari postingan aslinya.

Tidak sedikit yang mengatakan bahwa adanya polisi grammar ini menyebalkan dan meresahkan. Mereka dianggap menyebalkan karena mengoreksi dengan cara merendahkan dan mengejek sehingga orang-orang merasa kesal dan malu dengan yang dilakukannya. Jadi, bukannya senang malah dikoreksi tetapi malah kesal dan malu dibuatnya.

Tetapi, ada juga yang memang disengaja salah atau hanya typo penulisan, namun pemilik akun malas untuk memperbaiki. Pada saat inilah, kehadiran polisi grammar dianggap menyebalkan karena tanpa mereka koreksi, pengguna tau bahwa tulisan yang diunggah memang salah.

Ilustrasi Orang Kesal. Foto: Pexels.com (Yan Krukau).

Namun, ada juga beberapa orang yang menganggap keberadaan polisi grammar ini membantu mereka. Hal ini karena mereka menganggap koreksi yang dilakukannya membantu mereka untuk improve dalam belajar bahasa asing sehingga dianggap sangat bermanfaat dengan koreksi tersebut.

Dilansir dari Jurnal Basis, artikel berjudul Grammar-Nazi Analysis in English Learning Process Among Millenials in...

Read Entire Article