International StreetDance Festival 2025, 600 Penari dari 4 Negara Ramaikan TMII

International StreetDance Festival 2025(MI/HO)

GELARAN International StreetDance Festival 2025 – Champions Tour sukses digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), menghadirkan euforia dan energi komunitas streetdance dari empat negara. 

Selama tiga hari, 21–23 November 2025, ratusan penari dari Filipina, Australia, Jepang, dan Indonesia berkumpul untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka di panggung urban terbesar tahun ini.

Festival yang diprakarsai World Supremacy Battlegrounds (WSB) ini merupakan penyelenggaraan pertama kalinya di Indonesia dan berhasil menghadirkan atmosfer begitu intens, kompetitif, sekaligus penuh persahabatan.

Selama berlangsungnya festival, pengunjung disuguhkan rangkaian aksi tanpa henti mulai dari kompetisi resmi, battle spontan, hingga pertunjukan dari komunitas yang datang dari berbagai wilayah di Asia Pasifik. 

Para peserta berkompetisi dalam beragam kategori seperti Monster, Pocket Rocket, Open, School, Open Style, hingga Junior Battle, menjadikan festival ini panggung inklusif untuk semua usia dan level kemampuan.

Tiga juri internasional—Kaleece Harrops dari Australia, Mannex Manhattan dari Filipina, dan Jessica Janes dari Indonesia—berada di garis depan menilai kualitas teknis, musikalitas, dan orisinalitas dari setiap penampilan. 

Kehadiran mereka memberikan standar penjurian berkelas dunia sekaligus menambah bobot kompetisi yang berlangsung sangat kompetitif dan penuh adrenalin.

Prestasi WSB Indonesia di Tahun Pertama

Tahun 2025 menjadi langkah awal WSB Indonesia di panggung global, namun kiprah mereka langsung mencuri perhatian. Baru beberapa bulan hadir sejak Mei 2025, WSB Indonesia telah mencetak prestasi melalui keberhasilan JNE (Jay N Edope) yang meraih posisi kedua Cell Division pada WSB Street Final 2025 di Dubai.

Country Director WSB Indonesia, Daniel Ardi, menyampaikan rasa bangganya atas penyelenggaraan festival perdana ini. Ia menegaskan bahwa acara ini adalah bentuk kontribusi Indonesia dalam pertumbuhan streetdance dunia.

“WSB Indonesia di tahun pertamanya diberi kepercayaan untuk mengadakan International StreetDance Festival sekaligus Champions Tour, untuk menunjukkan kepada dunia keberagaman budaya, seni, dan pariwisata Indonesia, sekaligus menginspirasi komunitas dance yang terus berkembang,” ujarnya.

Marco Selorio: “Juara Tidak Dilahirkan. Mereka Dibentuk.”

Kehadiran Marco Selorio, Founder WSB International, menjadi salah satu momen paling dinanti. Dalam sambutannya, Marco menegaskan bahwa misi WSB tidak berhenti pada kompetisi, tetapi juga pada pengembangan talenta dan konektivitas global antarpenari.

“Visi WSB adalah menjembatani komunitas global melalui bahasa tari, merayakan keberagaman, dan membangun jalur di mana para penari bisa tampil, belajar, mendengarkan, dan berkembang. Juara tidak dilahirkan, mereka dibentuk—dan inilah waktunya menunjukkan kepada dunia apa yang kita ciptakan,” ungkapnya.

Kata-kata Marco menggambarkan semangat festival: bahwa streetdance adalah ruang bertumbuh, ruang berekspresi, dan ruang berkumpul bagi kreativitas berbagai budaya.

Lebih dari sekadar ajang lomba, International StreetDance Festival 2025 menjadi titik temu budaya urban dari berbagai negara. Pengunjung dapat merasakan bagaimana kreativitas lintas negara saling berbaur—dari gaya tari yang berbeda, karakter komunitas yang unik, hingga semangat kompetisi yang tetap disatukan oleh rasa saling menghargai.

Kesuksesan acara ini menegaskan bahwa Jakarta kini menjadi salah satu pusat penting bagi perkembangan streetdance di kawasan. Komunitas Indonesia tidak hanya menjadi tuan rumah yang antusias, tetapi juga pemain yang siap bersaing di panggung dunia. (Z-1)