Kreator Penyergap Ariana Grande dan Masalah Paradoks Viralitas di Media Sosial

1 week ago 7
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ilustrasi kreator konten (Joshua Rawson-Harris / Unsplash)

Johnson Wen alias Pyjamaman divonis penjara sembilan hari setelah menerobos barisan pengamanan dan merangkul paksa Ariana Grande yang sedang menghadiri acara penayangan perdana film Wicked: For Good di Singapura. Hakim Christopher Goh menilai konten kreator asal Australia itu sebagai pencari perhatian yang tidak mempedulikan keselamatan orang lain.

Tindakan Johnson Wen bukanlah histeria penggemar atau luapan emosi sesaat, tetapi aksi yang direncanakan dengan matang. Wen dalam sebuah wawancara dengan penyiar radio Fox 101.9 di Australia usai menerobos naik ke panggung The Weeknd pada 2024, menyatakan ia dalam kondisi sadar setiap menerobos barikade keamanan acara yang didatangi dan paham betul dengan konsekuensi hukum yang sudah dan akan menimpanya.

Wen menjawab “Saya tahu itu buruk, tapi saya tidak peduli konsekuensinya. Wen sudah kerap mendapat teguran, namun ia berkeras. Ia tidak akan berhenti. “Saya adalah penyusup terbaik di dunia!” ujarnya. Ketika ditanya apakah ia memang sengaja mencari popularitas lewat aksinya, Wen mengiyakan.

Aktor Marissa Bode yang menjadi lawan main Ariana Grande di film Wicked menuding media sosial sebagai pendorong perilaku Wen. Media sosial, menurut Bode, memunculkan perilaku buruk demi jumlah views dan like tanpa penyesalan dan minim kepedulian akibatnya kepada orang lain.

Media sosial memang menjadi bagian dalam aksi Wen. Setiap penerobosan direkam dan dibagikan di media sosial. Pada profil akunnya, Wen mengurutkan aksinya seperti lencana kehormatan: menerobos lapangan pertandingan final Piala Dunia 2023 dan naik ke panggung konser Katy Perry, The Weeknd, dan Chainsmokers.

Mayoritas respons pengguna media sosial sebenarnya mengutuk perilakunya. Ironisnya, semakin banyak yang mencaci, popularitas konten justru makin meroket karena terjadi paradoks viralitas.

Apa itu paradoks viralitas?

Ilustrasi (Luis Villasmil / Unsplash)

Paradoks viralitas adalah kondisi di mana konten yang beredar luas di media sosial seringkali bukan konten yang disukai oleh mayoritas pengguna platform. Istilah paradoks viralitas dikenalkan oleh dua peneliti psikologi New York University Steve Rathje dan Jay J. Van Bavel.

Pengguna media sosial seringkali merespons konten yang negatif atau menyalahi norma dan melanggar hukum karena didorong oleh emosi, terutama rasa kesal. Seseorang yang merespons konten negatif lewat komentar atau membagikan ulang sebenarnya bukan karena ia senang atau menikmatinya, tetapi berusaha menunjukkan bahwa ia bukan bagian dari kelompok yang bertindak negatif itu.

Ketika respons tersebut bertemu dengan algoritma yang membaca popularitas sebuah konten dengan indikator engagement lewat banyaknya komentar dan seberapa sering sebuah konten dibagikan ulang, maka terjadilah paradoks viralitas. Kelemahan dalam algoritma ini yang lantas dimanfaatkan oleh kreator dengan membuat konten yang sengaja memancing reaksi negatif pengguna media sosial.

Anda mungkin pernah mendengar istilah rage-baiting, shock content, atau engagement farming. Semua istilah tersebut merujuk kepada kreator yang sengaja membuat konten yang kontroversial, melanggar norma, atau melanggar hukum untuk menyemai benih kekesalan dan memanen respons kemarahan.

Read Entire Article