Memerdekakan Hak Anak

2 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Memerdekakan Hak Anak (MI/Duta)

PENDIDIKAN adalah hak dasar setiap anak sebagaimana dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945. Setiap anak, tanpa terkecuali, berhak memperoleh layanan pendidikan yang layak, bermutu, dan bebas dari diskriminasi, dengan tetap memperhatikan kebutuhan terbaiknya. Namun, realitas menunjukkan bahwa masih banyak anak di Indonesia, terutama yang memiliki kebutuhan khusus, belum mendapatkan akses belajar yang setara. Padahal, pendidikan seharusnya menjadi jalan untuk memerdekakan anak—membentuk pribadi yang mandiri dan mampu mengembangkan potensinya secara utuh.

Gagasan tentang pentingnya pendidikan sejak dini juga ditegaskan oleh Abdullah Nashih ‘Ulwan (2012) dalam Pendidikan Anak dalam Islam. Ia menjelaskan bahwa proses pendidikan dimulai bahkan sejak dalam kandungan, dan terus berlanjut melalui berbagai tahapan kehidupan anak.

Upaya ke arah pendidikan inklusif terus berkembang. Data BPS per September 2023 menunjukkan ada 44.477 sekolah reguler yang telah mengimplementasikan pendidikan inklusif, naik dari 35.802 pada 2021. Namun, menurut data Kemendikbudristek per Desember 2023, baru sekitar 14,8% dari sekolah tersebut yang memiliki guru pendamping khusus. Ini menunjukkan kesenjangan nyata antara kebijakan dan pelaksanaan di lapangan.

Ki Hadjar Dewantara memandang pendidikan sebagai jalan pembebasan, yang menuntun anak tumbuh secara utuh—tanpa tekanan, tanpa paksaan, dan sepenuhnya memanusiakan.

MEMANUSIAKAN DAN BERPIHAK KEPADA ANAK

Namun, bagaimana pendidikan yang berpihak itu dijalankan di lapangan? Pendidikan yang memerdekakan berarti memberikan ruang kepada anak untuk belajar sesuai minat, bakat, dan kecepatan masing-masing. Salah satu wujud konkret pendidikan yang berpihak kepada anak ialah hadirnya sekolah inklusi, yang memberikan kesempatan belajar yang sama kepada anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).

Ilahi (2016) menjelaskan bahwa pendidikan inklusif merupakan bentuk layanan pendidikan yang memberi kesempatan bagi ABK untuk mengikuti pembelajaran bersama teman-teman seusianya di sekolah umum terdekat. Melalui sistem ini, ABK tidak dipisahkan dari lingkungan belajar umum, melainkan dilibatkan untuk berkembang bersama. Mereka memiliki hak yang setara dalam memperoleh pendidikan, dihargai potensi serta keunikan pribadinya dan didampingi sesuai kebutuhan masing-masing.

Kerangka hukum tentang pendidikan inklusif di Indonesia sebenarnya sudah diatur dalam Permendikbud No 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa. Peraturan ini menegaskan bahwa setiap satuan pendidikan, baik negeri maupun swasta, wajib menerima dan melayani peserta didik berkebutuhan khusus. Ini menjadi dasar kuat bagi sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan inklusif yang setara dan bermartabat.

Namun, perjuangan mewujudkan pendidikan inklusi masih menghadapi banyak tantangan. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menyoroti bahwa hambatan utama datang dari kurangnya kesiapan kelembagaan dan masih kuatnya stigma negatif terhadap ABK. Padahal, data tahun 2020–2021 mencatat peningkatan jumlah sekolah inklusi sebesar 29%. Ini tentu menjadi kabar baik, meski masih butuh dukungan besar agar inklusi benar-benar hidup dalam praktik, bukan sekadar angka.

GURU, KURIKULUM, DAN SEKOLAH YANG SIAP BELAJAR

Implementasi pendidikan inklusi sangat bergantung pada kesiapan institusi dan guru. Sekolah harus memiliki tenaga pendidik yang mau terus belajar, memahami perbedaan karakter siswa, dan menyesuaikan strategi pembelajaran. Guru di kelas inklusif tidak cukup hanya menyampaikan materi, tetapi juga harus menjadi fasilitator yang memahami kebutuhan unik setiap anak.

Di SD Sukma Bangsa Lhokseumawe terdapat beberapa kelas yang di dalamnya belajar satu atau dua siswa istimewa dengan karakteristik yang berbeda. Sekolah ini mendukung penuh praktik pendidikan inklusif dengan menjadikan kurikulum Merdeka Belajar sebagai kerangka kerja. Kurikulum ini memberi ruang adaptasi metode dan materi ajar agar sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa. Guru diberi keleluasaan untuk menekankan pengembangan individu, bukan hanya hasil akhir.

Sebagai guru kelas rendah, berbagai upaya terus dilakukan untuk memahami dan mendampingi ABK. Guru memberikan hak dan tanggung jawab yang sama kepada seluruh siswa: hak belajar, hak mendapat nilai, perhatian, dan kasih sayang dari teman-teman serta guru. Tidak ada perbedaan dalam aktivitas kelas—baik dalam beribadah, makan siang bersama, hingga kegiatan harian lainnya. Sekolah juga berusaha menyediakan fasilitas dan layanan pendukung yang dibutuhkan agar anak-anak ini dapat tumbuh dan berkembang optimal.

Dalam proses pembelajaran, berbagai pendekatan digunakan agar semua anak dapat belajar dengan nyaman. Misalnya saat belajar matematika, guru menerapkan pendekatan saintifik dan bimbingan bertahap, serta mencari media pembelajaran yang sesuai. Pada pelajaran SBDP, metode praktik lebih diutamakan agar setiap anak bisa menunjukkan kreativitas dan bakat seninya.

MENUMBUHKAN PERCAYA DIRI DAN RASA KEPEMILIKAN

ABK juga memiliki hak untuk percaya diri, tampil, dan dihargai. Salah satu program rutin yang mendukung ini ialah kegiatan pembacaan Asmaul Husna setiap hari Senin. Siswa dipilih secara bergiliran sebagai petugas—mulai dari MC, penyampai tausiah, hingga pemimpin doa. Semua siswa mendapat giliran, tanpa terkecuali. Guru mendampingi dan membimbing mereka dengan sabar, sebagai bentuk kepercayaan bahwa setiap anak mampu belajar dan memimpin.

Selain itu, banyak program sekolah yang memberi ruang kepada siswa untuk menampilkan karya dan bakat mereka di hadapan teman, guru, dan orangtua. Dalam kegiatan ini, tidak ada pembeda antara ABK dan siswa lainnya. Semua berdiri di panggung yang sama, dengan semangat yang sama, dan keberanian yang sama. Inilah wujud nyata inklusi—bukan hanya pada sistem, tetapi pada hati.

Program-program ini sekaligus menjadi bentuk edukasi publik. Ketika ABK diberi panggung, ketika mereka disambut dan diapresiasi, masyarakat ikut belajar untuk lebih memahami dan menerima. Perlahan, stigma bisa digantikan dengan empati.

Anak-anak disabilitas adalah teman, sahabat, dan keluarga. Mereka adalah jiwa-jiwa luar biasa dengan keistimewaan yang patut dirayakan. Mari bersama menjadi pribadi yang rela menerima perbedaan, menghargai setiap sikap, dan saling melindungi satu sama lain. Karena cinta dan kasih dari seorang guru bukan hanya hadiah, tapi suluh yang membimbing setiap anak menuju terang masa depannya.

Read Entire Article