Ilustrasi--Seorang guru menyampaikan materi saat kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Percobaan Palangka Raya, Kalimantan Tengah.(ANTARA/Auliya Rahman)
PSIKOLOG klinis Devi Yanti, M. Psi., Psikolog menyampaikan bahwa penerapan pengajaran yang lembut akan menghadirkan rasa aman pada anak-anak di sekolah.
"Menurut saya gentle teaching bukan hanya relevan, tetapi justru semakin dibutuhkan," kata Devi, dikutip Kamis (27/11).
Dia mengatakan bahwa anak-anak membutuhkan ruang belajar yang aman dan relasi yang hangat dengan para guru.
Kehadiran ruang yang aman dan relasi yang baik dengan guru dinilai berperan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar.
"Rasa aman adalah kebutuhan psikologis dasar, siswa hanya bisa belajar dengan optimal ketika tubuh dan pikirannya berada dalam kondisi tenang," ujar Devi.
Tanpa rasa aman, lanjut Devi, anak akan kesulitan memahami materi pelajaran secara optimal, mengelola emosi, dan membangun relasi di sekolah.
"Jika anak merasa takut, dipermalukan, atau tidak diterima, otak akan bekerja dalam mode bertahan, bukan belajar," kata pengurus Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) wilayah Aceh itu.
Devi mengemukakan penerapan pengajaran yang lembut di sekolah akan berdampak baik pada perkembangan anak, membuat anak menjadi lebih terbuka dan percaya diri.
Penerapan cara pengajaran yang demikian juga dinilai dapat meminimalkan kemungkinan terjadi konflik, meningkatkan kenyamanan dalam proses belajar mengajar, dan membuat guru merasa lebih tenang.
Dalam menerapkan metode pengajaran yang lembut, guru disarankan menghadirkan diri secara utuh, bersikap tenang, dan berbicara secara lembut di kelas.
Selain itu, guru dianjurkan untuk mendengarkan siswa tanpa menghakimi serta menghindari penindakan yang bisa merendahkan dan menggerus kepercayaan diri ketika siswa bersalah.
"Lihatlah perilaku sebagai pesan, bukan ancaman. Intinya bukan memanjakan, tetapi menciptakan ruang aman tempat anak merasa dihargai," ungkap Devi.
Meski manfaatnya banyak, Devi mengatakan, penerapan model pengajaran yang demikian ada tantangannya.
Tantangan dalam penerapan model pengajaran ini antara lain perbedaan kemampuan dan kompetensi guru, banyaknya jumlah siswa per kelas yang menyulitkan guru memberikan perhatian personal kepada semua siswa, dan tekanan administratif yang membatasi waktu guru membangun relasi dengan siswa. (Ant/Z-1)

8 hours ago
5
































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365168/original/090343300_1759140108-WhatsApp_Image_2025-09-29_at_17.00.24.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1096855/original/091939700_1451387555-Nunung_Srimulat-2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364853/original/046358800_1759128662-462a26d0-2645-4809-88b5-48611f626139.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352887/original/013654100_1758144467-AP25260720491829.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348836/original/064698500_1757902947-ClipDown.com_536149216_18672569230011649_1930765662361117681_n.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4757356/original/067911600_1709187898-20240229-Bayi_Tahun_Kabisat-HER_1.jpg)