
NILAI-nilai leadership atau kepemimpinan perlu ditanamkan kepada anak sejak dini agar mereka kelak bisa mandiri dan memiliki wawasan global. "Untuk memiliki jiwa leadership, anak-anak sekarang perlu digembleng dengan mental yang baik di tengah gempuran media sosial yang masif," ungkap Ketua Panitia Peringatan 100 Tahun Bustanil Arifin, Rezy Arifin dalam Peringatan 100 Tahun Bustanil Arifin, di kompleks sekolah Al-Izhar Pondok Labu, Jakarta Selatan, Jumat (10/10).
Rezy mengatakan pesan moral tentang leadership juga selalu disampaikan kakeknya, Menteri Koperasi periode 1983-1993 Bustanil Arifin.
"Kakek saya selalu menekankan nilai-nilai leadership kepada anak dan cucunya seperti pentingnya moralitas, jangan mencari musuh, tenggang rasa kepada teman, tetangga dan siapapun dengan agama dan kepercayaan apapun," terangnya.
Yang juga penting, kata dia, kakeknya senantiasa menekankan pentingnya nasionalisme dan memiliki global mindset agar bisa bersaing dengan bangsa lain.
Menurut dia, Bustanil Arifin bukan hanya pendiri sekolah Al-Izhar, tetapi juga sebagai penanam nilai. "Melalui peringatan satu abad ini, kami ingin mengingatkan kembali pendidikan sejati lahir dari kasih, integritas, dan komitmen untuk membangun manusia Indonesia yang utuh. Warisan beliau bukan hanya gedung dan lembaga, melainkan cara berpikir bahwa belajar adalah ibadah dan mencerdaskan bangsa adalah panggilan,” ujar Rezy.
Ketua Badan Pembina Yayasan Anakku Alwin Arifin menuturkan sebagai sekolah yang didirikan pada 1987 oleh Bustanil Arifin beserta istrinya R A Suhardani B Arifin, Al-Izhar Pondok Labu tumbuh menjadi lembaga pendidikan yang berkomitmen membentuk generasi berkarakter, berilmu, dan berwawasan luas.
"Acara ini menjadi momentum penting bagi keluarga besar Al-Izhar untuk meneladani perjalanan hidup dan dedikasi Bustanil Arifin, seorang tokoh nasional yang berperan besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia serta pendiri lembaga pendidikan yang berakar pada nilai Islam, kebangsaan, dan kemanusiaan," terangnya.
Peringatan kali ini diisi dengan berbagai kegiatan seperti penampilan seni dan budaya oleh siswa Al-Izhar, pemutaran video dokumenter perjalanan hidup Bustanil Arifin, prosesi pemotongan tumpeng, dan Gallery Walk yang menampilkan arsip, foto, serta rekam jejak Bustanil Arifin dalam dunia pendidikan dan pelayanan publik.
Selain itu, ada rangkaian kegiatan lainnya seperti kompetisi basket, fun walk, pengecekan mata gratis, pemberian beasiswa, dan konser musik. “Peringatan 100 tahun ini merupakan kesempatan melakukan refleksi, sejauh mana kami sudah menjalankan, bukan saja apa yang beliau pikirkan dan ucapkan tetapi lebih-lebih lagi, apa yang diteladankan,” ujar Alwin Arifin.
Turut hadir dalam acara refleksi 100 tahun kelahiran Bustanil Arifin tersebut antara lain, pakar aliansi kebangsaan Prof Yudi Latif dan mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Yudi Latif berharap Al-Izhar terus jadi tempat persemaian insan unggul yang berakar pada religiusitas berakhlak mulia, berwawasan luas dalam ilmu pengetahuan, serta terampil dalam berbagai kecakapan hidup.
"Sehingga, kelak jadi ruang pembibitan ideal bagi lahirnya kader-kader pemimpin bangsa,” ujar Yudi Latif.
Sementara itu, Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan pesan reflektifnya kepada keluarga besar Al-Izhar untuk tidak putus mendidik generasi mendatang dengan terus menjaga, merawat, dan mengembangkan kemanusiaan serta menebarkan kebermanfaatan dan kemaslahatan bagi diri dan sesama.
Ia berharap peringatan 100 Tahun Bustanil Arifin tidak hanya menjadi ajang penghormatan atas karya dan pemikirannya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk terus melanjutkan perjuangan dalam membangun pendidikan yang berlandaskan nilai moral, integritas, dan kebangsaan. (H-2)