
YAYASAN Srikandi Merah Putih menggagas gerakan kepedulian sosial bertajuk Gerakan Pemajuan Produk UMKM Warga Binaan khususnya kalangan perempuan.
Kegiatan ini dilakukan melalui kunjungan ke berbagai lembaga pemasyarakatan (lapas) di seluruh Indonesia bersama sejumlah selebritas dan influencer ternama untuk memajukan dan memperkuat eksposur produk UMKM hasil karya warga binaan.
Sejumlah artis dan influencer seperti Dea Lestari, Jackie Kezia, Metta Permadi, Dame Aning, Florina, dan Aurelly turut tergabung dalam pengurus serta anggota Yayasan Srikandi Merah Putih.
Terbaru, yayasan yang dipimpin H Amir (Ketua Yayasan), bersama Lutfi Gillian (Dewan Pembina), Florina (Sekretaris), Dea Lestari (Bendahara), serta anggota Metta Permadi, Jackie Kezia, dan Aurelly, mengunjungi lapas kelas II A dan lapas Kelas I A Tangerang, Banten.
Kedatangan mereka disambut Kepala Lapas Kelas II A Tangerang Triana Agustin bersama jajaran petugas dan warga binaan.
Kalapas Kelas II A Tangerang Triana Agustin menyampaikan rasa terima kasih atas inisiatif Yayasan Srikandi Merah Putih yang berperan aktif membantu promosi produk hasil karya warga binaan perempuan.
“Gerakan ini sangat luar biasa karena tidak hanya dilakukan di Tangerang, tapi juga pada berbagai lapas di Indonesia. Kami berharap kerja sama ini dapat membantu memperluas pemasaran produk warga binaan sehingga dikenal masyarakat luas,” ujar Triana.
Triana menambahkan dukungan dari artis dan influencer akan jadi kekuatan penting dalam memperkenalkan produk-produk warga binaan ke pasar lebih luas melalui media sosial dan kegiatan promosi bersama.
“Selama ini produk kami hanya dijual melalui sistem pemesanan terbatas. Dengan bantuan yayasan dan influencer, kami yakin hasil karya warga binaan lebih dikenal dan diterima masyarakat,” imbuhnya.
Ketua Yayasan H Amir yang dikenal sebagai tokoh sosial asal Kendari, menjelaskan gerakan ini sebagai bentuk kepedulian pada pemberdayaan perempuan di lapas. Ia menegaskan komitmen Yayasan Srikandi Merah Putih untuk membantu promosi, distribusi, hingga pemasaran produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) warga binaan di Indonesia.
“Kami berupaya membantu semaksimal mungkin agar produk UMKM warga binaan, khususnya kaum perempuan, bisa dikenal luas dan memiliki daya saing tinggi. Kami menggandeng artis dan influencer agar promosi ini lebih efektif dan menjangkau banyak kalangan,” ungkap Amir.
Menurutnya, kualitas produk hasil karya warga binaan tidak kalah dengan produk UMKM di luar lapas. “Setelah kami lihat, produk mereka mulai dari tas, batik, kerajinan, hingga makanan memiliki standar kualitas baik dan layak dipasarkan secara nasional,” tegasnya.
Ia menambahkan Yayasan Srikandi Merah Putih akan terus berkeliling ke lapas lain untuk memperluas dampak gerakan ini.
“Kami ingin membuka jalan agar produk warga binaan bisa bersaing di pasar nasional, bahkan internasional,” ujarnya optimistis.
Melalui gerakan ini, lanjut Amir, Yayasan Srikandi Merah Putih juga berharap bisa jadi jembatan karya warga binaan dan masyarakat. Dengan dukungan publik, warga binaan dapat memperoleh pengakuan, kepercayaan diri, serta kesempatan ekonomi baru setelah masa hukuman berakhir.
“Kami ingin menunjukkan setiap orang berhak mendapat kesempatan kedua. Produk karya warga binaan adalah bukti mereka mampu berkarya, berdaya, dan berkontribusi bagi bangsa,” tutup Amir.
Artis dan aktivis sosial Dea Lestari, yang kini juga menjabat sebagai Bendahara Yayasan, menilai, gerakan ini tidak hanya bermanfaat dari sisi ekonomi, tetapi juga memberi harapan baru bagi warga binaan untuk menata kembali kehidupannya setelah bebas nanti.
“Program ini sangat bagus dan inspiratif. Dengan dukungan artis dan influencer, promosi produk warga binaan bisa lebih besar gaungnya. Harapan kami, hasil karya mereka bisa menjadi sumber penghasilan dan kebanggaan ketika kembali ke masyarakat,” ujar Dea yang juga dikenal lewat film Panggilan dari Kubur itu.
Dea juga mengapresiasi kerja keras warga binaan dalam menghasilkan produk berkualitas meski dengan fasilitas terbatas. “Karya mereka sangat luar biasa. Ini bukti semangat dan kreativitas tidak bisa dibatasi oleh tembok lapas,” pungkasnya. (H-2)