Gambar menunjukkan kawah di permukaan Bulan. Dalam foto tersebut, bisa terlihat bentuk dinding kawah yang bertingkat-tingkat, seperti undakan besar. Struktur bertingkat ini terbentuk akibat tanah dan batuan yang runtuh ke dalam kawah setelah tumbukan terja(Doc NASA)
STUDI dari NASA menjelaskan bahwa kawah-kawah di Bulan bukan sekadar cekungan kosong. Bentuk-bentuk raksasa ini justru memberi petunjuk tentang apa yang sebenarnya tersimpan di bawah permukaan Bulan.
Ketika asteroid besar menghantam Bulan, tumbukan tersebut mampu menembus lapisan kerak dan melemparkan material dari permukaan hingga kedalaman bulan. Inilah yang membuat para ilmuwan bisa meneliti komposisi Bulan tanpa harus menggali secara langsung.
Salah satu temuan penting datang dari pengorbit Kaguya milik Jepang yang menemukan cincin olivin, sebuah mineral utama penyusun mantel Bumi di sekitar kawah besar yang ada di Bulan. Temuan ini mengarah pada dugaan kuat bahwa mantel Bulan juga kaya akan olivin.
Walaupun batuan yang dibawa pulang oleh para astronot dalam misi Apollo belum ada yang benar-benar bisa dipastikan berasal dari mantel Bulan, para ilmuwan tetap yakin bahwa batuan dari mantel seharusnya ada di permukaan Bulan.
Karena itu, cekungan Kutub Selatan-Aitken menjadi salah satu lokasi utama yang ingin diteliti dalam misi Bulan berikutnya. Cekungan ini adalah yang terbesar dan terdalam di Bulan, sehingga para ilmuwan percaya tumbukan yang membentuknya sangat dahsyat.
Sehingga cukup kuat untuk menembus lapisan kerak Bulan dan mengambil material dari bagian mantel. Karena itu, wilayah ini dianggap tempat terbaik untuk menemukan batuan yang berasal dari kedalaman Bulan.
Bukan hanya soal penelitian geologi, studi mengenai cekungan atau kawah pada bulan ini juga memberi peringatan penting bagi masa depan eksplorasi manusia. NASA menemukan bahwa kawah baru di Bulan terbentuk 33% lebih cepat dibanding apa yang diprediksi oleh model atau estimasi sebelumnya.
Kecepatan pembentukan kawah ini berarti fasilitas yang kelak dibangun di Bulan harus mampu menahan risiko tertabrak material berkecepatan tinggi. Puing kecil dari tumbukan di dekatnya dapat melesat hingga 500 meter per detik dan berpotensi merusak peralatan.
Dengan temuan-temuan ini, NASA menjelaskan bahwa setiap kawah di Bulan memiliki keunikannya masing-masing, mulai dari isi bagian dalam Bulan, riwayat tata surya, hingga tantangan yang harus disiapkan saat manusia kembali menjejakkan kaki di sana.
Sumber: NASA

22 hours ago
2
































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365168/original/090343300_1759140108-WhatsApp_Image_2025-09-29_at_17.00.24.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1096855/original/091939700_1451387555-Nunung_Srimulat-2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352887/original/013654100_1758144467-AP25260720491829.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364853/original/046358800_1759128662-462a26d0-2645-4809-88b5-48611f626139.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348836/original/064698500_1757902947-ClipDown.com_536149216_18672569230011649_1930765662361117681_n.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4757356/original/067911600_1709187898-20240229-Bayi_Tahun_Kabisat-HER_1.jpg)