Hakim Djuyamto Usai Divonis 11 Tahun Penjara: Kita Hormati

5 days ago 5
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Terdakwa kasus dugaan suap terhadap putusan lepas perkara korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah (CPO) Djuyamto bersiap menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (22/10/2025). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO

Hakim Djuyamto mengaku menghormati putusan majelis hakim yang menjatuhkan hukuman 11 tahun penjara terhadapnya. Djuyamto terbukti menerima suap untuk memvonis lepas 3 terdakwa korporasi korupsi ekspor crude palm oil (CPO).

"Kita hormati putusan majelis hakim," kata Djuyamto usai menjalani sidang vonis di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (3/12).

Dalam kasusnya, Djuyamto dinilai telah menerima suap sebesar Rp 9,2 miliar. Suap itu diberikan untuk mempengaruhi putusan agar 3 terdakwa korporasi kasus korupsi CPO divonis lepas.

Uang suap itu diterima Djuyamto dkk dari Ariyanto, Marcella Santoso, Junaedi Saibih, dan M. Syafe'i selaku advokat atau pihak yang mewakili kepentingan terdakwa korporasi Wilmar Group, Permata Hijau Group, dan Musim Mas Group.

Uang diberikan Ariyanto dkk melalui eks Ketua PN Jakarta Selatan, M Arif Nuryanta, serta Panitera Muda, Wahyu Gunawan, kemudian dibagikan kepada Djuyamto dkk.

Djuyamto terbukti melanggar Pasal 6 ayat 2 juncto Pasal 18 UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Hakim Djuyamto selama ini dikenal aktif dalam memperjuangkan independensi hakim. Namun, saat ini, dia mesti duduk di kursi pesakitan karena menerima suap. Ironi itu disampaikan hakim Andi Saputra saat membacakan pertimbangan putusan Djuyamto.

"Bahwa terdakwa aktif memperjuangkan independensi hakim dan bahkan menulis buku berjudul "Kesaksian Perjuangan: Kisah Nyata Para Pengadil Menuntut Hak-hak Konstitusional dan Independensi Kekuasaan Kehakiman". Namun ternyata kemudian menerima suap yang merusak independensi tersebut," kata Andi.

Dalam pleidoi atau nota pembelaannya, Djuyamto mengungkit rekam jejak positifnya tersebut agar mendapat keringanan. Namun, menurut Andi, hal ini justru menunjukkan hal sebaliknya.

Andi memaparkan, dengan aksi positifnya selama ini, Djuyamto harusnya sadar akan perbuatan yang dilakukannya itu. Bahkan, Andi menyebut, penerimaan suap ini merupakan bentuk kemunafikan.

Selain itu, perbuatan Djuyamto juga dinilai telah membuat masyarakat, termasuk seluruh hakim di Indonesia keheranan.

"Membuat masyarakat Indonesia dan sesama hakim seluruh Indonesia bertanya-tanya: Jika yang memperjuangkan independensi hakim saja menerima suap, maka kepada siapa lagi kita bisa percaya," ujar Andi.

"Sehingga, apa yang dilakukan terdakwa di atas seperti petir di siang bolong dan meruntuhkan kepercayaan yang selama ini disematkan ke pundak terdakwa," sambung dia.

Read Entire Article