PT Honda Prospect Motor (HPM) turut merespons rencana kenaikan tarif impor yang dicanangkan Pemerintah Meksiko. Menurut Sales and Marketing & After Sales Director PT HPM, Yusak Billy, aktivitas ekspor mobil Honda secara utuh (CBU) ke Meksiko masih berjalan sesuai kebutuhan.
“Pengiriman unit Honda ke Meksiko selalu disesuaikan dengan permintaan dari negara tujuan. Saat ini, pengiriman masih berjalan sesuai kebutuhan pasar,” buka Billy kepada kumparan, Selasa (16/9/2025).
Lebih lanjut, pihaknya akan terus memantau terkait aturan baru itu dan menjaga koordinasi dengan importir di negara tujuan.
“Kami akan mempelajari lebih lanjut aturan terbaru tersebut serta terus berkoordinasi dengan mitra importir kami di Meksiko,” sambungnya.
Berdasarkan data ekspor Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sejak 2020, PT HPM tercatat mulai mengirim kendaraan ke Meksiko mulai 2023 sebanyak 4.376 unit Honda BR-V.
Kemudian, lanjut ke 2024, performa ekspornya meningkat sekitar 24,6 persen menjadi 5.452 unit. Adapun aktivitas ekspor Honda BR-V ke Meksiko pada periode Januari-Agustus 2025 sebanyak 3.682 unit.
Rencana kenaikan tarif impor Meksiko
Sebelumnya, Pemerintah Meksiko mencanangkan kenaikan tarif impor di sejumlah sektor industri, meliputi otomotif, baja, tekstil, hingga mainan.
Berdasarkan laporan Reuters, Kementerian Ekonomi Meksiko menyebut kebijakan tersebut akan berdampak pada barang impor senilai 52 miliar USD atau setara Rp 856,7 triliun. Tarif impor asal China yang sebelumnya sebesar 20 persen akan dinaikkan ke level maksimum yang diizinkan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
“Mereka sebenarnya sudah ada tarifnya. Yang akan kami lakukan adalah menaikkan ke level maksimum yang diperbolehkan,” ucap Menteri Ekonomi Meksiko, Marcelo Ebrard.
“Tanpa Perlindungan tertentu, hampir mustahil bersaing,” imbuhnya.
Menurutnya, kebijakan ini ditujukan guna melindungi 325 ribu lapangan kerja di sektor industri dan manufaktur. Ia menuding mobil-mobil China masuk ke pasar lokal dengan harga di bawah harga acuan.