Trump Bela Keputusan Beri Grasi kepada Eks Presiden Honduras Juan Orlando Hernández

mantan Presiden Honduras, Juan Orlando Hernández(Instagram)

PRESIDEN Donald Trump membela keputusannya mengampuni mantan Presiden Honduras, Juan Orlando Hernández. Kepada wartawan di Gedung Putih, Trump mengatakan,"Saya merasa sangat senang."

Trump menegaskan Hernández menjadi target proses hukum karena jabatannya sebagai presiden. "Ya, dia presiden, dan mereka punya beberapa narkoba yang dijual di negara mereka, dan karena dia presiden, mereka mengejarnya, itu adalah perburuan yang mengerikan ala Biden," ujarnya. Ia menambahkan, "Banyak orang di Honduras meminta saya melakukan itu, dan saya melakukannya."

Trump mengumumkan rencana memberikan “pengampunan penuh dan lengkap” pekan lalu, langkah yang menghapus vonis narkotika besar terhadap mantan sekutu Amerika Serikat tersebut. Grasi itu resmi diterbitkan minggu ini.

Hernández sebelumnya divonis 45 tahun penjara dan denda US$8 juta oleh hakim federal AS tahun lalu atas kejahatan terkait perdagangan narkotika. Namun pada Selasa, Trump mengecilkan tuduhan terhadap Hernández. "Kalau di negara Anda ada pengedar narkoba, dan Anda presidennya, belum tentu presidennya dipenjara selama 45 tahun. Itu kan perburuan penyihir yang diinisiasi Biden," katanya kepada wartawan di Roosevelt Room.

Sementara itu, laporan CNN menyebutkan jaksa menuduh Hernández berkonspirasi dengan kartel narkoba selama masa jabatannya. Jaksa mengatakan lebih dari 400 ton kokain dialirkan melalui Honduras menuju Amerika Serikat, dan sebagai imbalannya Hernández menerima jutaan dolar suap untuk memperkuat posisinya dalam politik Honduras.

Pemberian grasi oleh Trump memicu kritik dari anggota Kongres dari kedua partai, yang mempertanyakan alasan presiden menghapus vonis dalam kasus yang digambarkan jaksa sebagai salah satu operasi perdagangan narkotika terbesar yang melibatkan pejabat negara. (CNN/Z-2)