Waspadai Anemia Defisiensi Besi pada Anak: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

21 hours ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya SKI 2023 menunjukan bahwa 1 dari 4 anak Indonesia mengalami anemia, salah satu penyebab yang mendasari keterlambatan pertumbuhan anak.(Dok. Sarihusada)

DALAM memperingati Iron Deficiency Anemia (IDA) Awareness Day, Sarihusada mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih waspada terhadap anemia defisiensi besi. Ini merupakan salah satu masalah gizi yang kerap terjadi tanpa disadari (silent disease) dan berdampak besar pada kualitas hidup anak. 

Kondisi ini masih menjadi tantangan serius bagi Indonesia, terutama karena anemia berkontribusi terhadap tingginya angka stunting. SKI 2023 menunjukan bahwa 1 dari 4 anak Indonesia mengalami anemia, yang ini menjadi salah satu penyebab yang mendasari keterlambatan pertumbuhan serta perkembangan otak anak.

Anemia defisiensi besi merupakan kondisi ketika tubuh kekurangan zat besi yang dibutuhkan untuk membentuk hemoglobin, yaitu protein penting dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Bila dibiarkan, kondisi ini dapat menghambat tumbuh kembang anak, menurunkan daya tahan tubuh, hingga memengaruhi kecerdasan dan prestasi belajar.

Gejala anemia defisiensi besi
Menurut dr. Devie Kristiani, Sp.A, Dokter Spesialis Anak RS Bethesda Yogyakarta, gejala anemia defisiensi besi sering kali tidak disadari pada tahap awal. Anak mungkin tampak pucat, mudah lelah, lesu, atau kurang aktif. 

Gejala lain yang perlu diwaspadai meliputi berat badan sulit naik, pertumbuhan terlambat, penurunan nafsu makan, hingga kebiasaan pica (memakan benda bukan makanan seperti tanah atau es batu).

"Anemia defisiensi besi bukan sekadar masalah kurang darah. Kondisi ini berdampak langsung pada perkembangan saraf dan otak. Studi menunjukkan bahwa anak dengan anemia defisiensi besi memiliki skor kognitif, kemampuan psikomotor, serta konsentrasi yang lebih rendah dibanding anak dengan kadar zat besi yang cukup. Hal ini berpengaruh pada kesiapan mereka belajar di sekolah dan performa akademik dalam jangka panjang. Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk memastikan anak mendapatkan kecukupan zat besi dimulai dari periode ASI Ekslusif untuk memenuhi kecukupan zat besi pada awal tahap kehidupannya," jelas dr. Devie dalam keterangan tertulis, Rabu (26/11).

Penyebab dan faktor risiko
Kekurangan zat besi pada anak umumnya disebabkan oleh asupan makanan yang rendah zat besi, penyerapan zat besi yang tidak optimal, atau kehilangan darah akibat infeksi kronis. Beberapa kelompok anak memiliki risiko lebih tinggi, seperti bayi prematur, anak dengan ibu yang mengalami anemia selama kehamilan, serta anak yang mengonsumsi MPASI (Makanan Pendukung Air Susu Ibu) rendah zat besi.

Faktor gaya hidup juga turut berkontribusi. Konsumsi teh, kopi, atau coklat dapat menghambat penyerapan zat besi di usus. Sebaliknya, penyerapan dapat ditingkatkan melalui konsumsi vitamin C dan susu pertumbuhan yang difortifikasi zat besi. 

"Dalam pencegahan anemia defisiensi besi, dibutuhkan tindakan preventif dimulai dari rutin melakukan pengecekan status kecukupan zat besi dengan skrining atau deteksi dini dan mencukupi kebutuhan nutrisi yang kaya akan zat besi. Selain itu, konsumsi vitamin C membantu meningkatkan penyerapan zat besi hingga dua kali lipat. Di sisi lain, susu pertumbuhan yang difortifikasi dapat menjadi pilihan pelengkap nutrisi harian mendukung kecukupan zat besi anak," kata dr. Devie.

Langkah mencegah anemia
Dr. Devie menambahkan, anemia defisiensi besi sebenarnya dapat dicegah dan diatasi melalui langkah-langkah sederhana seperti:
• Mengombinasikan makanan sumber zat besi dengan sumber vitamin C (jeruk, stroberi, tomat) untuk meningkatkan penyerapan.
• Memberikan suplemen zat besi sesuai rekomendasi tenaga kesehatan, terutama bagi anak prematur atau berisiko tinggi.
• Mengurangi konsumsi teh, kopi, atau coklat bersamaan dengan waktu makan.
• Memastikan kecukupan nutrisi sehari-hari, bila perlu dukung dengan susu pertumbuhan yang difortifikasi zat besi.
• Melakukan konsultasi secara rutin dengan dokter untuk memantau kecukupan nutrisi anak

Peran inovasi dalam pencegahan
Sebagai bagian dari komitmennya dalam mengatasi masalah anemia pada anak, Sarihusada menghadirkan inovasi SGM Eksplor dengan IronC, yaitu kombinasi zat besi dan vitamin C yang secara ilmiah terbukti meningkatkan penyerapan zat besi.

"Inovasi ini kami kembangkan berdasarkan penelitian ilmiah yang kami lakukan secara konsisten dalam dua dekade terakhir, termasuk riset terkait penyerapan zat besi yang meningkat signifikan ketika dikombinasikan dengan vitamin C. Adapun kombinasi ini mendukung penyerapan zat besi hingga 2x lipat," papar Medical & Scientific Affairs Director Sarihusada Ray Wagiu Basrowi.

"Penelitian menunjukkan bahwa anak Indonesia usia 1-3 tahun yang secara rutin mengonsumsi 2 gelas susu pertumbuhan SGM Eksplor dengan kandungan IronC (kombinasi Zat Besi dan Vitamin C) per hari, didukung dengan makanan harian yang bernutrisi seimbang, terbukti memiliki kecukupan asupan Zat Besi harian sesuai angka kecukupan gizi (AKG)," imbuhnya.

Ia mengatakan, Sarihusada berkomitmen pada penelitian berkelanjutan yang berfokus pada peningkatan status gizi anak Indonesia, termasuk publikasi ilmiah mengenai pemenuhan zat besi dan dampaknya terhadap tumbuh kembang.

Selain inovasi produk dan komitmen pada penelitian berkelanjutan, Sarihusada juga mengembangkan alat bantu digital 'Kalkulator Zat Besi' yang tersedia melalui platform seperti Alfagift dan website generasimaju.co.id. Alat ini membantu orangtua menghitung kebutuhan zat besi harian anak dan melakukan deteksi awal terhadap risiko anemia defisiensi besi.

"Deteksi dan intervensi dini menjadi kunci dalam mencegah anemia defisiensi besi. Dengan asupan nutrisi yang tepat, pemantauan rutin, dan edukasi berkelanjutan, kita bisa membantu anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan mencapai potensi maksimal mereka," tutup Ray. (Put/E-1)

Read Entire Article