Penjualan wholesales (distribusi dari pabrik ke diler) mobil kategori Low Cost Green Car (LCGC) mengalami penurunan secara month to month pada Agustus dibanding Juli 2025 lalu.
Pengamat otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, penurunan penjualan LCGC secara bulanan mengindikasikan lemahnya daya beli masyarakat kelas menengah.
”Penurunan penjualan LCGC 7,32 persen pada Agustus 2025 dari Juli 2025 dan signifikan lebih rendah dibandingkan Agustus 2024 jelas menunjukkan melemahnya daya beli kelas menengah bawah,” buka Yannes kepada kumparan, Rabu (17/9/2025).
Adapun faktor-faktor yang mendasari penurunan tersebut meliputi kenaikan komponen pajak dan besaran suku bunga. Sehingga memberikan efek domino pada aktivitas konsumsi kendaraan.
“Akibat kenaikan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 12 persen yang menambah beban harga 1-2 persen, suku bunga BI Rate 5 persen yang membuat kredit kendaraan bermotor lebih mahal hingga 4-6 persen,” jelasnya.
Lebih lanjut, kompetisi ketat antara LCGC dengan mobil keluaran China di rentang harga under Rp 200 juta turut berperan dalam pemerosotan penjualan LCGC.
Pada perbincangan sebelumnya, Yannes menyebut bahwa golongan masyarakat kelas menengah menjadi pondasi utama pasar otomotif nasional. Segmentasi LCGC menjadi indikator konsumsi kendaraan kelompok ekonomi tersebut.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan LCGC periode Agustus 2025 mencatatkan 8.270 unit, turun 7,32 persen dari bulan sebelumnya sebanyak 8.923 unit. Sementara, secara year on year anjlok 47,25 persen di angka 15.693 unit pada Agustus tahun lalu.
Adapun capaian kategori mobil terjangkau ini terjual 81.256 unit sepanjang Januari hingga Agustus 2025, minus 32,37 persen dibanding periode serupa 2024 sejumlah 120.145 unit
Daftar penjualan LCGC Agustus 2025:
Daihatsu Sigra: 2.377 unit