Politik Font, dari Times New Roman, Calibri, lalu ke Birokrasi

1 day ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Times new Roman (Ilustrasi)/Image by macrovector on Freepik

Jenis huruf atau font ternyata menjadi arena perebutan kekuatan politik. Baru-baru ini Marco Rubio, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menghapus jenis huruf Calibri dan memilih Times New Roman sebagai font resmi Secretary of state AS. Situasi seperti ini sangat kentara di negara yang terbelah secara politik tersebut.

Bisa dimaklumi, perubahan dalam aspek kecil seperti ini bisa bergeser menjadi adu kuat pertempuran ideologi. Lalu publik memahami bahwa ini font Republikan atau Demokrat, font konservatif atau liberal. Bisa jadi publik akan terpancing dan teralihkan pada isu-isu font ini tinimbang memperjuangkan hak-hak mereka dalam pelayanan dasar.

Apa Argumen Marco Rubio? Menurutnya, font Calibri ini dipakai oleh Menteri sebelumnya di Era Joe Biden. Calibri dipercaya waktu itu sebagai font yang mengakomodasi kepentingan keberagaman. Misalnya bentuknya agak berjarak menjadikan mudah dibaca bagi pembaca dengan pandangan yang lemah. Font tersebut dipandang menjadi simbol keberagaman. Hal ini tentu tidak sesuai dengan pandangan politik konservatif Marco Rubio.

Menurut Rubio, Calibri mengurangi wibawa pemerintah, kurang estetika. Bisa jadi, sejatinya Rubio memandang Calibri condong ke DEIA atau Diversity (Kegeragaman), Equity (Keadilan), Inclusion (inklusi), Accessibility (Aksisibilitas). Ini tidak sejalan dengan ideologi partainya Donald Trump. Simbol keberagaman ini cocok untuk partai Demokrat yang menjadi seterus utama partai dari Marco Rubio.

Simbol-simbol seperti font ini sebenarnya sudah lama digunakan sebagai nilai-nilai pembawanya. Padahal font-font ini sebenarnya adalah tipografi atau seni mengatur huruf, namun ternyata digunakan untuk mendukung nilai sesorang.

Fenomena seperti ini sering terjadi di Indonesia. Kita mungkin tidak terlalu perduli atas jenis-jenis font yang digunakan di publik, misalnya selebaran, spanduk, baliho di jalanan. Tetapi pada ruang tertentu yang lebih sempit, misalnya di kantor, terutama ketika ada pejabat baru masuk. Ia akan mencoba merombak visualisasi misalnya tampilan font.

Ketika tulisan menggunakan font yang diinginkan pejabat itu, maka ini bisa menunjukkan loyalitas, mengiyakan apa yang menjadi pesan pimpinan baru tersebut. Suatu saat pejabat akan bisa berujar bahwa pada era saya, jenis huruf yang saya pakai adalah yang ini, karena huruf sebelumnya tidak rapi, boros halaman dan sebagainya.

Sebuah simbol sebagai penanda kekuasaan. Sementara itu pegawai juga akan mengenang bahwa font yang sebelumnya digunakan oleh pejabat lama sudah waktunya ditinggalkan. Jika kita bertanya pada Ludwig von Mises atau James Q. Wilson tentang fenomena ini, maka jawabannya cukup singkat. Birokrat menyukai hal-hal yang baru.

Lalu di mana letak persoalannya? Fenomena seperti ini baik yang terjadi di AS maupun di Indonesia, simbol administratif bisa berubah menjadi simbol kekuasaan. Birokrat yang seharusnya bekerja dalam lingkup adminitratif tiba-tiba menjadi ideologis.

Waktu yang dihabiskan untuk mengurusi hal seperti ini berbahaya, selain berpotensi membentuk kelompok-kelompok yang berseberangan, juga melemahkan fungsi birokrat itu sendiri. Birokrat akan sibuk mengurusi format, margin, font, layout dan sejenisnya tinimbang tugas suci melayani masyarakat.

Konsekuensi yang tidak diinginkan juga muncul, para birokrat berlomba-lomba menunjukkan “era saya” tinimbang “era kita”. Ketergantungan pada jejak seperti ini sesungguhnya berbahaya, menjadikan situasi yang tidak produktif. Sangat mungkin seorang birokrat akan dijauhkan atau dikenakan sanksi gegara simbol tulisan ini. Pimpinan akan memanfaatkan hierarki birokrasi untuk memastikan kepatuhan bawahan atas ketundukan pada idenya.

Read Entire Article